Deru gemuruh petir menggema semakin kencang. Pertanda rintikan riski dari-Nya akan segera datang. Datang untuk membasahi bumi. Bumi yang makin lama keruh akan dosa yang dibuat oleh makhluk-Nya.
Hujan!
Hujan!
Hujan laksana kemurnian yang ditebar olehNya. Hujan laksana air kehidupan yang menghijaukan sawah dan ladang. Bahkan menumbuhkan tunas seonggok batang kayu ketela pohon.
Begitu besar anugerah yang diberikan olehNya. TapI mengapa makhlukNya tetap tetap tidak mau mensyukuri nikmat. Sebagaian darinya mencaci jika hujan pembawa petaka, pembawa air bah dan lainnya.
Tapi tahukah, kenapa bisa terjadi banjir?
Kenapa bisa terjadi longsor?
Kenapa terjadi rain acid?
Apakah bukan karena ulah mereka sendiri?
Ulah mereka yang merusak alam untuk mengeruk keuntungan sesaat. Melalui hujanNya sang pencipta jagat raya sudah mengingatkan kita. Untuk menjaga bumi yang sudah tua ini.
Apakah kita sebagai makhluk ciptaanNya mampu menjaga rumah kita ini?
September 29, 2010 at 10:11 am
Seharusnya semua kita merenungkan setiap titik-titik hujan yang turun ya Mas Adi, setiap kejadian dan atau fenomena alam yang terjadi itu membawa pesan.
Makanya saya hanya tersenyum saat mendengarkan orang menggerutu karena banjir dsb. Gimana gak banjir wong kamu punya kebiasaan buang sampah sembarangan gt, otomatis menyumbat saluran air toh??
September 29, 2010 at 9:22 am
Pesan moralnya bagus. Walaupun kita ndak akan pernah menyelamatkan bumi dari kehancurannya, paling ndak kita bisa membuat nyaman bumi kita ini sekarang. Mulailah dari yang kecil: jangan terlalu banyak memproduksi sampah dan buanglah sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. 🙂
September 29, 2010 at 8:04 am
Periculum in mora,,sudah nggak ada waktu lagi untuk nggak bersahabat dengan alam; Salam kenal mas Adi;
September 29, 2010 at 7:52 am
harus banyak belajar dari tanda-tanda alam… kita sering lupa dan tidak mengambil hikmah.. 😦
September 29, 2010 at 7:30 am
Mari peduli lingkungan, Kalau bukan kita siapa lagi…setuju mas Adi gerakan ini seratus persen membangkitkan semangat untuk peduli lingkungan, terima kasih mas
September 29, 2010 at 7:20 am
Saatnya bergerak melestarikan lingkungan sekitarnya..
September 29, 2010 at 5:28 am
Semua ulah manusia….tapi manusia selalu menyalahkan alam….
September 28, 2010 at 6:47 pm
Memang semua kejadian alam yang ada saat ini tentu saja karena ulah manusia seperti halnya penyakit yang menempel pada tubuh juga karena pola hidup manusia itu sendiri. Satu hal yang sering dilupakan dalam segala kondisi adalah bersyukur. Semoga artikel ini menjadi pencerah bagi yang membaca,…salam dari Pekalongan
September 28, 2010 at 6:21 pm
(Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
Benar sekali. banjir, kekeringan, dan berbagai bencana alam lainnya sering kali menimpa lantaran perilaku manusia itu sendiri.