Search

Adi Nugroho

Read and Write 'til DIE

Tag

hujan

Rinai

image

Langit tak berpihak lagi padaku.

Sejak tiga hari mendung datang hanya berjalan. Gelap sesaat, tapi jelang sore, terik masih kerap membuat berkeringat.

Apa guna payung dua biji di dalam tasku? Continue reading “Rinai”

hujan sore ini

hujan

 

aku tak bisa melihat hujan yang katanya

banjir sore ini. hanya ada anak itik gelenggeleng

mencari bulunya yang patah sebelah.

 

seharusnya dingin sore ini merusuk hingga

aku tak mau lepas, memeluki angan.

tapi anak itik itu malah menangis

berteriak, “apa kau tak kedinginan?”

 

aku lama lupa semua rasa. bahkan saat

hujan sore ini enggan menampakkan liurnya

yang pernah kurasa panas.

 

2012

Bambu Masih Runcing

Tsuyu kusa ya
tsuwamonodomo ga
yume no ato

Rerumputan musim hujan,
mengingatkan akan impian para
tentara yang berani.

Haiku di atas adalah milik dari Basho. Seorang penyair besar jepang yang juga dikenal sebagai pencipta haiku. Namun saya menyesuaikan sedikit dengan keadaan di Indonesia.
Continue reading “Bambu Masih Runcing”

Merindu dalam Rinai

Mukaku membiru, berbalut kelu yang terhambur sempurna di mataku. Rinai-rinai semakin terekam jelas. Mengucur melintas pori yang enggan membuka. Aku menggigil bersetubuh dengan dingin. Getaran rahangku nyaring memadu deretan gigi-gigi membentuk simfoni. Aku terseok berkalang lembaran dedaunan yang rontok di silir sang bayu. Temaram dalam laksa-laksa harap.
Continue reading “Merindu dalam Rinai”

Pancaroba

Sekarang sedang musim pancaroba di Malang dan Blitar, tempat saya tinggal. Kemungkinan hampir di seluruh Indonesia juga bernasib sama. Jika siang sangat terik sekali. Suhu rata-rata di atas 30° C.
Continue reading “Pancaroba”

Up ↑