Search

Adi Nugroho

Read and Write 'til DIE

Tag

hidup

Seperti Paijo

image

Paijo sudah berpikir masak tentang kepergiannya esok hari ke pantai. Lintang akan mengantarnya. Karena di gerombolan pengamen ini hanya dia yang tahu jalan.

“Kau yakin dengan itu semua? Jangan mimpi aneh-aneh. Lebih baik hafalin lagu yang lagi ngetren di TV agar dapat duit lebih banyak.”

“Nggak, pokoknya besok aku harus pergi.”

“Terserah, kalau mati jangan kembali lagi.”

Paijo mengangguk. Lalu keluar untuk melihat langit yang pekat. Besok adalah hari yang bisa merubah semuanya. Continue reading “Seperti Paijo”

Gincu Merah

Lebam memenuhi mukaku. Mata panda, bibir sobek dan bengkak sekujur tubuh. Aku masih kuat Yah setelah ini. Kau bunuh pun jiwaku masih akan hidup. Biarkan aku begini, hidup dengan jati diri tanpa topeng hipokrit.

“Anak sialan, bukan takdirmu bersolek dengan gincu merah. Lihat!! Kau itu pria!!” Ayah menarikku ke depan cermin. Mengambil gincu dan mencoreng mukaku pada cermin. Lalu meninjunya hingga pecah.
Continue reading “Gincu Merah”

Surau memanggilku

Gemintang berpendar biru subuh itu. Tubuhku teronggok di bawah rerimbun akasia. Mata sayuku menangkap temaram berkas purnama satu. Bersama sepoi sejuk bayu pagi yang membelai telingku.
Continue reading “Surau memanggilku”

Kumang-kumang

Surya mulai masuk ke peraduannya. Horizon dipenuhi lembayung sutra yang indah. Laut memekat berwarna keemasan. Nyiur, bebatu dan pasir pantaipun berwarna emas. Momen ini terekam apik melalui mataku. Terkunci sempurna serupa deretan pita film yang siap di putar. Indahnya senja.

Aku berdiri menatap lepas seluas lautan. Camar-camar terbang rendah bersama kawannya. Merasi indah dan meliuk menghambur bersama hembus angin. Kawanan nokturnal terlihat lalu lalang di sekitarku. Ah, sepertinya aku harus kembali ke penginapan.
Continue reading “Kumang-kumang”

sandung kalut

tersandung beban merambat,

buyar tenang merasuk,

kalut terpa menyingsing,

tak ku tahu hidup dan matiku di mana..

adjavas 19 juli 2011

Up ↑