Search

Adi Nugroho

Read and Write 'til DIE

Month

November 2011

Tuhan, Aku takut…

Aku termagu memintal kelu. Mataku terasa panas serupa terarang. Pikirku mendadak kosong melompong dan ada sesuatu ganjalan yang kian membesar di bidang dadaku.

Aku meringkuk dipojokan kamar. Menimang asa yang terlanjur runtuh. Memandang langit kamar yang membisu. Meresapi dingin yang menyusup pori. Kian buatku beku membatu.

Aku menghitung sisa usiaku.
Continue reading “Tuhan, Aku takut…”

Surau memanggilku

Gemintang berpendar biru subuh itu. Tubuhku teronggok di bawah rerimbun akasia. Mata sayuku menangkap temaram berkas purnama satu. Bersama sepoi sejuk bayu pagi yang membelai telingku.
Continue reading “Surau memanggilku”

Fiksi Mini : Memajuh Wanita Terpenggal

Ah, rasanya sudah lama tidak update blog. Namun masih tidak ada ide. Jadi aku share saja fiksi mini yang kemarin iseng aku buat. Hehe. Semoga bagus ya :p
.
.
LENGGANG. Budak budak uang
berlenggang kangkung. Mengadu sabit, melempar hitam. Menjagal fakir
berkalung tulang.
. Continue reading “Fiksi Mini : Memajuh Wanita Terpenggal”

Saudaraku!

“Diam! Kau tak usah ikut campur atas apa yang kau lakukan!”

“Kau tak usah terlalu perhatian denganku! Apa kau gay? Hah!”
Continue reading “Saudaraku!”

Bambu Masih Runcing

Tsuyu kusa ya
tsuwamonodomo ga
yume no ato

Rerumputan musim hujan,
mengingatkan akan impian para
tentara yang berani.

Haiku di atas adalah milik dari Basho. Seorang penyair besar jepang yang juga dikenal sebagai pencipta haiku. Namun saya menyesuaikan sedikit dengan keadaan di Indonesia.
Continue reading “Bambu Masih Runcing”

Up ↑