Ah lama sekali tidak update blog. Bukan karena malas menulis, tapu memang sedang menulis 2 cerber dan 1 novel. Hehe. Oke karena tidak etis jika blog tempat saya menimba ilmu ini saya biarkan berdebu karena lama tidak ditengok.

Beberapa posting sebelumnya saya sering menulis fiksi berupa cerpen. Pada posting sekarang mungkin mau share beberapa hal yang saya temui saat sedang menjadi tentor atau guru les. Lebih baik kita mulai saja sekarang.

Seminggu yang lalu anak-anak sekolah di Blitar baik SD, SMP dan SMA sedang melaksanakan UTS. Jadi selama seminggu les lebih intensif untuk drill beberapa soal latihan. Seperti mengerjakan soal test tahun lalu ataupun aku membuat soal sendiri yang disesuaikan dengan kompetensi dasar dari materi yang diajarkan.

Nah, ada sebuah soal test yang saya rasa masih baru buat saya. Materi yang sejak SD sampai SMA aku belum mendapatkannya. Materi itu “wawasan kebangsaan”

Aku sempat bertanya kepada salah satu muridku. “dek, disekolah pelajaran wawasan kebangsaannya seperti apa?” lalu dia menjawab. “tidak tahu mas, sama bu guru langsung diberi soal tahun lalu”. Lalu aku lanjutkan bertanya, “jadi langsung tes tanpa ada pelajaran di sekolah?” lalu dia menjawab, “iya langsung seperti itu”.

Semacam pelajaran yang dadakan mungkin ya? Tidak ada buku ataupun bahan ajarnya. Lalu bagaimana jika ada siswa yang tidak mengerti dengan materi-materi dalam test itu?

Memang setelah saya amati isinya sederhana. Dapat dipastikan siswa dapat menjawabnya. Mirip dengan pelajaran PPKn yang sekarang Kewarganegaraan. Namun bedanya pelajaran yang dulu banyak mengajarkan sikap terpuji dan sejenisnya. Sedang kewarganegaraan sekarang lebih banyak hafalan seperti pelajaran sejarah.

Walhasil jika pada eraku dulu, yang namanya nilai PPKn, tidak pernah dibawah 80, anak jaman sekarang, miris melihatnya. Nilainya 50 pun ada.

Nah, yang menjadi pertanyaan saya. Apakah pelajaran wawasan kebangsaan itu sisipan materi dari pelajaran PPKn jaman dahulu. Karena soal-soalnya sangat mirip. Sebagai contoh berikut.

Doni seorang Muslim, tapi setiap jumat dia tidak mau sholat jumat. Seharusnya Doni…?

Ada juga soal terkait budaya.

Sebutkan 3 kebudayaan Indonesia yang sudah diakui di dunia Internasional…

Ada juga essay seperti ini.

Ada pepatah, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Jelaskan maksud pepatah itu..

Soal dari wawasan kebangsaannya seperti itu. Mirip-mirip seperti PPKn jaman dahulu. Atau juga P4, setelah aku tanya ke bapakku.

Lalu saya jadi berpikir. Kenapa semakin ribet seperti ini. Mending tetap ada PPKn atau Kewarganegaraan dengan materi seperti wawasan kebangsaan. Materi sekarang yang mirip sejarah kembali ke IPS.

Karena saya pernah dengar orang tua murid bilang. Wah, masa PPKn dapat dibawah 60 hayow pasti nakal dan tidak berbudi. Padahal yang ada anaknya kesulitan menghafal serentetan nama tokoh, tanggal dan apapun pada pelajaran sejarah.

Orang tua sekarang tetap menganggap PPKN pelajaran termudah, karena isinya cuma terpuju tercela. Jadi kalaupun tak belajar pasti bisa. Itu salah. Sekarang belajar saja sulit.

Jadi penambahan materi wawasan kebangsaan adalah hal yang baik. Karena isinya mirip pendidikan karakter yang sekarang gencar dibicarakan. So, jika menurut sahabat blogger, wawasan kebangsaan itu bagaimana?

Salam Blogger!