Risih sekali kau tumbuh begitu cepat tak bisa ku hentikan. Apa karna akarmu tak sekalian aku pangkas? Cuma aku pangkas habis sampai permukaan.

Belum sehari ku pangkas, sudah siap kau menyembul lagi. Berbagai alat sudah ku gunakan. Gunting, silet untuk membasmimu. Tapi mati satu tumbuh banyak lagi.

Apa karena testosteron yang mengalir di tubuhku. Membuatmu lincah sekali, menghitam lebat. Bagai rumput tumbuh sehabis hujan.

Teman wanitaku bilang “dicukur sajalah biar cakep”. Cukur, tumbuh, cukur. Pria selalu disibukkan dengan aktifitas ini. Yang kadang menjemukan.

Oh kumis ku…

Masa aku harus seminggu sekali membantaimu??

Tidakkkkkk…

NB : dalam rangka tidak punya ide menulis. Nanti saya akan report kan tentang festifal Malang Tempo Doeloe 2011 : Discovering Heritage