Beberapa teori pendidikan menyebutkan bahwa, lingkungan sangat berpengaruh besar terhadap ada yang dipelajari. Sebagai contohnya saat anak kecil belajar berbicara, pasti lingkungan sekitar sangat berpengaruh? Benar apa tidak? Jika disekitarnya suka berbicara kasar, maka yang terjadi adalah? Bisa dipikirkan sendiri ๐Ÿ™‚

Pada postingan ini saya tidak akan membahas teori itu panjang lebar. Karena saya juga sudah agak lupa detailnya seperti apa. Namun saya akan menceritakan contoh dari teori tersebut yang terjadi pada saya pribadi. Ok, lets play!

Saya adalah seorang anak dari desa kecil di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Setelah lulus SMA, saya hijrah ke Malang untuk melanjutkan studi di Jurusan Matematika FMIPA UM. And the story begin, saya di Malang 5hari dalam semingu, dan weekend biasanya pulang ke rumah. Selama hampir empat tahun saya mengulang hal yang sama, sampai bosan. Hehe.

Akibat dari 70% waktu saya di Malang, saya jadi punya dialek Malang-an. Secara tidak langsung saya telah belajar bagaimana mengucapkan bahasa jawa dengan logat Malang. Nah, benar adanya teori tersebut ya? Jika lingkungan sangat berpengaruh?

Bayangkan, selama hampir empat tahun. Bersosialisasi dan bergaul dengan warga Malang. Mau tidak mau saya menyerap bahasa setempat, mulai dari bahasa bolak baliknya, sampai jargon dan pengucapannya. Wah, sekarang saya jadi punya dua logat atau dialek. Semakin kaya bahasa ๐Ÿ™‚

Apakah sahabat semua pernah merasakan hal seperti ini?

Salam Blogger!