Plagiat
meniru sepertinya memang sudah mengakar bagi sebagian masyarakat indonesia. Sudah sering sekali musisi kita yang dengan gampangnya langsung main ambil lagu orang lain untuk di jadikan lagu versi mereka.
Mengapa budaya plagiat begitu mengakar?
Karena sebagian besar masyarakat kita adalah masyarakat pengkonsumsi yang tidak mau berkarya untuk menciptakan suatu hal yang baru dan yang penting bermanfaat. Sebenarnya masyarakat indonesia begitu besar dan tidak sedikit dari mereka yang pandai.
Yang paling penting itu cerdas atau kreatif?
Memang kedua hal ini sangatlah berkaitan satu sama lain. Tetapi yang dimasud cerdas disini bukan berarti pintar sains dan komputer, tetapi cerdas dalam bidangnya. Bukan berarti orang yang rendah dalam hal sains artinya tidak cerdas. Cerdas jika cuma tahu mengenai bidangnya saja juga tidak cukup, karena juga harus kreatif dalam menciptakan suatu hal yang fresh dan baru. Kreatif pun juga tidak cukup, main asal membuat tetapi tanpa pemikiran yamg cerdas. Jadi memang tidak bisa dipisahkan.
Mengapa kita selalu meniru ya?
Karena kadang dalam suatu hal kita tidak mampu, sehingga kita meniru. Tetapi sebaiknya meniru pun jangan langsung saja, kida dapat meniru lalu kita buat yang berbeda. Kalau meniru saja ya namanya plagiator.
Apakah meniru selalu diartikan plagiat?
Meniru itu macam-macam, yang langsung ambil pakai saja namanya plagiator, namun jika meniru hal yang baik, misal tentang cara belajar atau suatu produk dan demi menghasilkan suatu produk atau karya baru yang lebih baik, mengapa tidak?
Apakah kita mau jika dijuluki negara plagiat?
Tentu saja tidak mau jika kita dijuluki seperti itu. Tetapi apakah kita mampu berkarya orisinil. Mampu! Asal belajar terus tanpa menyerah. Negara lain bisa, mengapa kita tidak?
August 8, 2009 at 3:01 pm
Haruz dbasmi!
August 8, 2009 at 8:52 am
Setuju, saya juga korban plagiasi dari seseorang yang mengaku dosen(?) dari Jaya School. Bandingkan http://perpusol-samsam.blogspot.com/search/label/AUDITING dengan tulisan saya (1) http://ideriset.blogspot.com/2009/03/proksi-kualitas-auditor.html; (2) http://ideriset.blogspot.com/2008/11/independensi-auditor.html; dan (3) http://ideriset.blogspot.com/2008/12/makna-koefisien-regresi.html
Bayangkan kalau seorang pendidik begitu pemalas….Duh….
July 31, 2009 at 3:12 pm
Kalau di jurusanku, kami prktikum mesti bikin laporan akhir. Kalau ada yang ketahuan plagiator siap2 aja keluar duit buat bayar denda. Menyebalkan…..
Tapi plagiator emang sikap yang buruk. Apalagi kalau berhubungan dengan bidang kreativ. Mana kreatif tuh kalo nyontek. But, terinspirasi gak masalah kan?
Pernah denger kalo kita punya ide (sesuatu) maka gak cuma kita aja yang dapet. KAsusnya kayak buku yang hampir serupa tapi bener2 bukan plagiator.
Ato, kita punya ide usaha baru dan unik. ternyata sehari kemudian kita denger seseorang dah mulai bikin hal itu…